Friday, June 1, 2012

Mantan Presiden Iran, Anggap Facebook Sebagai Anugrah

Facebook Sebagai Anugrah
Facebook Sebagai Anugrah


Teheran (AFP/ANTARA) - Jejaring sosial Facebook menjadi "berkat" yang membantu gerakan pencari kebebasan menantang tirani, kata mantan presiden Iran, sebagaimana dikutip kantor berita ISNA.
"Kami melihat bahwa halaman Facebook, yang tidak menelan biaya apa-apa, memiliki kemampuan melampaui beberapa stasiun televisi dan radio serta dapat mempengaruhi jutaan orang," kata Ali Akbar Hashemi Rafsanjani, menurut laporan ISNA, Selasa (29/5). Kantor berita tersebut disiar-pancarkan sejumlah surat kabar serta situs daring.
"Atau klip video yang diambil dengan menggunakan telepon seluler telah mendunia dan dilihat masyarakat dunia. Menurut saya, itu merupakan anugerah," kata Rafsanjani.
Ali Akbar Hashemi Rafsanjani kini memimpin badan penasehat buat pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Iran, yang rutin memblokir akses Internet, secara sistematis menghadang akses Internet ke Facebook, sebagai bagian dari sensor ketat terhadap konten daring. Situs berbagi video populer Youtube, situs pencari Google yang bukan berbahasa Inggris, dan jutaan laman media asing juga dilarang diakses di negara tersebut.
Namun banyak pengguna situs web di Iran, sekitar separuh dari 75 juta warga terhubung dengan Internet, telah menemukan banyak cara untuk mengatasi pemblokiran tersebut. Mereka menggunakan perangkat lunak yang dikenal dengan nama Virtual Private Network (VPN), yang penjualannya ilegal di Iran, untuk mengakses Internet.
Rafsanjani, yang mendukung prinsip moderate selama masa jabatan periode 1989-1997, menjelaskan argumennya demi melonggarkan akses terhadap Internet dan saluran satelit.
"Jika kita berusaha menghentikan satu metode, 10 metode lain akan muncul menggantikannya. Orang tidak dapat dihentikan untuk mengakses informasi," katanya.
Dia mengatakan bahwa sejumlah rezim pemerintahan di Iran mungkin tidak menyukai hal itu.
"Namun jika berpikir mengenai kebahagiaan umat manusia, kita dapat mengetahui bahwa jika media sosial tidak ada, gerakan melawan tirani dan penindasan akan terancam," katanya.
Upaya negara Islam itu untuk membatasi akses Internet meningkat sejak Presiden Mahmoud Ahmadinejad kembali memimpin pada pemilihan umum presiden 2009. Hal itu memicu gelombang protes terhadap pemerintah, dan kebanyakan dilancarkan secara daring.
Rafsanjani kini menjadi Ketua Dewa Kebijaksanaan Iran dan bertugas memberikan nasihat kepada Khamenei.
Rafsanjani dipandang sebagai seorang fragmatis dalam rezim itu, tapi dia telah kehilangan banyak pengaruh terhadap para pemeluk garis keras --yang memegang kekuasan di parlemen dan militer. (ar)

Dokumen Laptop Esemka.

No comments:

Post a Comment

Iklan